Sobat antero, fotografi dan DI (Digital Imaging) pasti kenal
yang namanya program manipulasi gambar. Karena dengan menggunakan program
manipulasi gambar dan sejumlah klak-klik lah gambar yang awalnya kurang sedap
di pandang mata menjadi bagus. Singkat kata, dengan bantuan program manipulasi
gambar, kita nggak perlu lagi repot-repot mempelajari teknik dasar memotret.
Ups, tapi itu keliru banget!!! Mengapa keliru? Seiring kemajuan yang dirintis
kamera digital baik yang kamera saku ataupun super-zoom, untuk menghasilkan gambar
yang bagus memang dikondisikan nggak perlu mempelajari teknik secara mendalam.
Namun ingat, segala sesuatu yang mudah akan dimakan waktu, begitu juga dalam
dunia fotografi. Jadi sekarang marilah kita pelajari sedikit tips dasar fotografi.
Memahami Pencahayaan
Fotografi adalah lukisan bercat cahaya. Maka, hal terpenting
dalam fotografi adalah pencahayaan. Sekilas memang pencahayaan ini terkesan
sulit, tapi pada dasarnya, penyetelan banyak - sedikitnya cahaya yang akan
masuk dalam lensa kamera nggak begitu rumit. Kamera digital memang memiliki
penyetelan cahaya secara otomatis, yang apabila di tempat terang ia akan
menyesuaikan setelan rana menjadi lebih sempit sehingga hasil gambar akan
normal, alias nggak berlebih cahaya (over-exposure). Tapi bagaimana di tempat
gelap? Realitanya, kebanyakan kamera saku belum mampu mengatasi masalah
pemotretan di tempat gelap. Dengan setelan shutter yang relatif cepat disertai
dengan kondisi cahaya minim, hasil foto pasti akan buram. Solusi untuk ini
tentu saja dengan memilih kecepatan rana rendah.
Memotretlah Tanpa Flash
Nggak semua tempat bisa dijadikan lokasi pemotretan sesuai
keinginan kita. Di museum, misalnya, kita nggak bisa seenaknya menggunakan
lampu flash saat memotret obyek. Untuk menyiasati larangan tersebut, coba setel
ISO ke level yang paling tinggi, buka aperture atau diafragma selebarnya dan
gunakan shutter yang lambat. Dengan setelan ini, ditambah dengan penggunaan
tripod, niscaya gambar kita akan bebas dari minim cahaya dan keburaman.
Bagaimana kalau nggak ada tripod? Jangan khawatir, dengan teknik dasar, hal-hal
sepert ini bisa diatasi. Caranya, perhatikan lah posisi tangan saat memotret.
Minimalisasi gerakan yang mampu mengaburkan gambar dengan menempelkan sedekat
mungkin lengan yang memegang kamera ke badan kita, lalu teguhkan posisi badan.
Memang, trik ini nggak bisa menggantikan posisi tripod 100%, tapi bisa sedikit
mengurangi gerakan yang mampu mengaburkan gambar.
Hal diatas sangat mudah dipahami, sekarang konsentasikan
teknik pemotretan ke pemilihan penempatan obyek dalam gambar. Umumnya pandangan
seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah. Dengan kata lain,
obyek yang di posisikan berada di tengah gambar akan mudah terlihat
kekurangannya. Untuk mengecoh pandangan penikmat foto, coba ubah penempatan
posisi obyek supaya nggak pas di tengah gambar.
Menjelajahi Sudut
Sebaiknya jangan terpaku dengan sudut pengambilan sudut
datar. Sesekali cobalah sudut pandang yang tajam dan juga sudut miring.
Nantinya hasil gambar akan menarik. Masalah utama dalam fotografi salah satunya
adalah keburaman. Betapapun canggihnya program manipulasi gambar, jika pada
saat dipotret gambar sudah buram, akan susah untuk memperbaiki ketajaman
gambar. Untuk mencegah keburaman, perhatikan selalu kecepatan shutter ketika
akan memotret. Keburaman pada gambar seringkali disebabkan oleh terlalu
cepatnya shutter. Idealnya, jika memotret tanpa tripod, pakailah shutter 1/125.
Namun bila kita menyanggakan kamera di atas tripod, bisa pilih shutter dengan
kecepatan 1/60 atau 1/30
Jangan Tantang Matahari
Hindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Artinya,
subyek foto lah yang menghadap sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan
terang. Jika sebaliknya, subyek akan terlihat gelap, sementara bidang lain di
luar subyek akan terang benderang. Hasil ini bisa dianalogikan dengan suasana
gerhana matahari. Memang, teknik fotografi menentang cahaya, atau sering
disebut siluet, kerap dipilih para fotografer. Tapi jika teknik kita masih
dalam level pemula, sebaiknya tunda dulu pengambilan gambar siluet.
Hindari Zoom Digital
Banyak bagunan-bagunan yang menarik untuk difoto. Sebisa
mungkin hindari penggunaan zoom digital. Gunakan saja zoom optikal. Penggunaan
zoom digital dapat mengakibatkan gambar pecah, atau terlihat jelas kotak-kotak
pikselnya
1. Composition/Angle (sudut pandang)
Untuk menghasilkan foto yang menarik diperlukan keberanian
untuk meletakan objek foto tidak selalu ditengah frame kamera. Biasanya para
pemula sering terpaku dengan teori-teori yang pernah diketahui. Padahal dengan
meletakan objek d ipojok frame juga akan menarik asal dapat menyatu dengan
elemen yang ada disekitar objek. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda
dalam mengambil kondisi/angle, itu semua tergantung dari sense of art dan
banyak memotret.
2. Deph of Field (ketajaman)
Seorang fotografer harus dapat menemukan ketajaman objek
yang akan dijepretnya. Apakah objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya
objek utama yang fokus sedangkan objek yang lainnya tidak.
3. Exposure (pencahayaan)
Hasil sebuah foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang
ada. Foto yang baik adalah foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under dan
over exposure.
4. Focus (fokus)
Agar foto dapat dilihat dengan enak,objek yang dihasilkan
harus fokus. Seorang fotografer harus dibiasakan mengambil foto dalam keadaan
under pressure agar matanya terlatih dalam melihat objek secara jernih. Saat
sekarang kamera dan lensa sudah dilengkapi dengan fitur AF (Auto Focus) yang
dapat membantu fotografer.
Secara kasat mata kerja seorang fotografer tampak seperti
datang, memotret lalu pergi. Padahal sesungguhnya kerja di lapangan hanya
sepersekian dari kerja total yang dilakukan fotografer. Bagian terbesar dari
kerja ini justru dipersiapannya.
Persiapan yang paling mendasr adalah kemampuan teknis. Hal
ini tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Perlu waktu beberapa hari sampai
bulan untuk menguasai teori fotografi dasr dan juga pengenalan pada alat yang
dipakai. Pada pemakian lensa non otofocus, harus ada pembiasan dalam dalam
memutar gelang fokus. Ada lensa yang memutar searah jarum jam untuk mendapatkan
fokus yang tak terhingga, namun ada yang sebaliknya. Lampu kilat dari dua jenis
dengan merek yang samapun sering punya aturan penyetelan yang berbeda.
Pendeknya seorang fotografer harus sangat kenal dengan benda-benda yang akan
dipakainya. Hal terpenting yang harus diingat adalah kerja, kerja seorang
fotografer tidak kenal waktu. Kejadian yang harus dipotret bisa datang
kapanpun. Maka, emua peralatan seorang
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar untuk postingan di atas.